Burung Enggang
Burung Enggang atau Burung Rangkong (bahasa Inggris: Hornbill) adalah sejenis burung yang mempunyai paruh berbentuk tanduk sapi tetapi tanpa lingkaran. Biasanya paruhnya itu berwarna terang. Nama ilmiahnya "Buceros" merujuk pada bentuk paruh, dan memiliki arti "tanduk sapi" dalam Bahasa Yunani. Burung Enggang tergolong dalam kelompok Bucerotidae yang termasuk 57 spesies. Sembilan spesies daripadanya berasal endemik di bagian selatan Afrika. Makanannya terutama buah-buahan juga kadal, kelelawar, tikus, ular dan berbagai jenis serangga.
Burung Enggang Si Burung Juga Lambang Kesetian
Burung enggang ini akan memiiliki akan warna paruh dan tanduk berwarna orange yang terang pada saat burung Enggang sudah deawasa lain halnya saat burung Enggang ini masih kecil dia memiliki paruh dan tanduk yang putih karena akibat bertambahanya umur dan kebiasaan burung Enggang menggosakan paruh pada bagian tubuh yang mempunyai pekmen warna maka seiring berjalanya waktu tanduk dan paruh burung ini akan berubah Orenge.
Burung Enggang ini bisanya hidup secara berpasangan dan membuat sangkar pada pohon yang tinggi denga cara membuat lubang pada batang pohon pada waktu bertelur burung betina akan menutup sarangnya dengan daun dan lumpur dan membuat lubang kecil untuk si burung Enggang jantan memberikan makanannya bisanya burung ENggang akan mengahasilkan telur dalam sekali bertelur antara 5 butir sampai 6 butir telur, dan ketika telur-telur sudah menetas dan memuat sarang tidak muat lagi maka Induk burung Enggang akan keluar untuk memperbaiki agar bisa muat untuk anak-anak mereka.
Karena kesetian burung Enggang jantan dalam melayani burung ENggang mencarikan makan pada saat burung Enggang betina bertelur sampai membesarkan anak-anaknya ini maka burung ini banyak di jadikan lambang untuk lambang kesetian.
Burung Enggang Dalam Mitos
Di dalam mitosanya di Kalimantan burung ini deisebut dengan burung "Alam Atas" dari mitosnya burung ini adalah burung jelmaan Panglima Perang dan akan muncull dapa saat ada peperangan saja, oleh masyarakat kalimantan burung ini di skralkan tidak boleh di buru dan kalaupun ada burung Enggang yang mati maka burung ini tidak di buang begitu saja melainkan kepala dan ranggaka burung akan di smpan dan kepalnya akan di ajdkan hiasan kepala pada kepala dan akan di gunakan oleh orang-orang tertentu saja.
Bekantan
Bekantan atau biasa disebut Monyet Belanda merupakan satwa endemik Pulau Kalimantan (Indonesia, Brunei, dan Malaysia). Bekantan merupakan sejenis kera yang mempunyai ciri khas hidung yang panjang dan besar dengan rambut berwarna coklat kemerahan. Dalam bahasa ilmiah, Bekantan disebut Nasalis larvatus.
Bekantan dalam bahasa latin (ilmiah) disebut Nasalis larvatus, sedang dalam bahasa inggris disebut Long-Nosed Monkey atau Proboscis Monkey. Di negara-negara lain disebut dengan beberapa nama seperti Kera Bekantan (Malaysia), Bangkatan (Brunei), Neusaap (Belanda). Masyarakat Kalimantan sendiri memberikan beberapa nama pada spesies kera berhidung panjang ini seperti Kera Belanda, Pika, Bahara Bentangan, Raseng dan Kahau.
Bekantan yang merupakan satu dari dua spesies anggota Genus Nasalis ini sebenarnya terdiri atas dua subspesies yaitu Nasalis larvatus larvatus dan Nasalis larvatus orientalis. Nasalis larvatus larvatus terdapat dihampir seluruh bagian pulau Kalimantan sedangkan Nasalis larvatus orientalis terdapat di bagian timur laut dari Pulau Kalimantan.
Binatang yang oleh IUCN Redlist dikategorikan dalam status konservasi “Terancam” (Endangered) merupakan satwa endemik pulau Kalimantan. Satwa ini dijadikan maskot (fauna identitas) provinsi Kalimantan Selatan berdasarkan SK Gubernur Kalsel No. 29 Tahun 1990 tanggal 16 Januari 1990. Selain itu, satwa ini juga menjadi maskot Dunia Fantasi Ancol.
Ciri-ciri dan Habitat Bekantan. Hidung panjang dan besar pada Bekantan (Nasalis larvatus) hanya dimiliki oleh spesies jantan. Fungsi dari hidung besar pada bekantan jantan masih tidak jelas, namun ini mungkin disebabkan oleh seleksi alam. Kera betina lebih memilih jantan dengan hidung besar sebagai pasangannya. Karena hidungnya inilah, bekantan dikenal juga sebagai Monyet Belanda.
Pada tahun 1987 diperkirakan terdapat sekitar 260.000 Bekantan di Pulau Kalimantan saja tetapi pada tahun 2008 diperkirakan jumlah itu menurun drastis dan hanya tersisa sekitar 25.000. Hal ini disebabkan oleh banyaknya habitat yang mulai beralih fungsi dan kebakaran hutan.
Pesut Mahakam
Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris) bisa jadi merupakan mamalia air paling langka di Indonesia. Populasi Pesut Mahakam diperkirakan tidak lebih dari 70 ekor saja. Pun Pesut Mahakam yang merupakan sub-populasi Orcaella brevirostris hanya bisa ditemukan di Sungai Mahakam, Kalimantan Timur saja. Sehingga tidak mengherankan jika kemudian Pesut Mahakam ditetapkan sebagai fauna identitas provinsi Kalimantan Timur.
Pesut merupakan mamalia air yang unik. Berbeda dengan lumba-lumba dan ikan paus, pesut (Orcaella brevirostris) hidup di air tawar yang terdapat di sungai-sungai dan danau yang terdapat di daerah tropis dan subtropis.
Pesut Mahakam adalah salah satu sub-populasi pesut (Orcaella brevirostris) selain sub-populasi Sungai Irrawaddi (Myanmar), sub-populasi Sungai Mekong (Kamboja, Laos, dan Vietnam), sub-populasi Danau Songkhla (Thailand), dan sub-populasi Malampaya (Filipina). Pesut yang termasuk salah satu satwa dilindungi di Indonesia ini dalam bahasa Inggris disebut sebagai Irrawaddy Dolphin atau Dolphin Snubfin.
Diskripsi Pesut. Pesut Mahakam dewasa mempunyai panjang tubuh hingga 2,3 meter dengan berat mencapai 130 kg. Tubuh Pesut berwarna abu-abu atau kelabu sampai biru tua dengan bagian bawah berwarna lebih pucat.
Bentuk badan pesut hampir mendekati oval dengan sirip punggung mengecil dan agak ke belakang. Kepala pesut berbentuk bulat dengan mata yang berukuran kecil. Bagian moncong pendek dan tampak papak dengan lubang pernafasan. Sirip punggung berukuran kecil terletak di belakang pertengahan punggung. Dahi tinggi dan membundar, tidak ada paruh. Sirip renangnya relatif pendek dan lebar.
Pesut bernafas dengan mengambil udara di permukaan air. Binatang ini dapat juga menyemburkan air dari mulutnya. Pesut bergerak dalam kawanan kecil. Meski pandangannya tidak begitu tajam dan hidup dalam air yang mengandung lumpur, namun mempunyai kemampuan mendeteksi dan menghindari rintangan-rintangan dengan menggunakan gelombang ultrasonik.
Red Arowona
Arowana jenis ini sudah memiliki warna merah pada sirip, ekor, dayung dan sungut sejak kecil yang kemudian akan muncul juga di bagian pipi dan pinggir insang. Ring akan mulai terlihat sejak mencapai ukuran 25 cm, namun belum mengeluarkan warna merah. Warna merah pada badan akan mulai keluar saat ikan berumur kurang lebih 3-4 tahun. Namun para hobbies sering kali menggunakan trik-trik untuk membantu mempercepat perkembangan warna, seperti tanning, pemberian pakan yang bagus untuk perkembangan warna, atau dengan menempatkan ikan di kolam yang terkena sinar matahari langsung.
Adapun yaitu purple red adalah tipe super red yang langka. Warna badannya merah dengan bagian tengah sisik berwarna biru atau ungu tua.
0 komentar:
Posting Komentar