1. Tarian Baksa Kambang
Pada
jaman dahulu Tarian Baksa Kambang berkembang di lingkungan kraton
Banjar. Fungsi tarian ini adalah untuk menyambut tamu dari negara lain
atau keraton lain, untuk jaman sekarang tetap fungsinya. Selain itu
Tarian Baksa Kambang juga dipentaskan dalam acara keluarga seperi
Khitanan, Nikahan, pentas seni dll. Untuk melakukan tarian ini para
penari membawa Kembang Bogam yaitu rangkaian dari berbagai jenis bunga
diantaranya bunga mawar,bunga kantil,bunga melati,dan bunga kenanga.
Fungsi bunga nanti tersebut nanti akan diberikan kepada tamu yang hadir.
Untuk jumlah penari biasanya ganjil dan tarian ini menceritakan seorang
putri yang bermain di taman bunga dan sedang menari. Tarian ini dalam
pentasnya diiringi oleh gamelan yang beriarama lagunya yang sudah
baku,yaitu seperti Lagu Ayakan dan Jangklong atau sering disebut Kambang
Murni.
2. Tarian Radap Rahayu
Tarian
Rahayu merupakan tarian yang sakral, pada jaman dahulu tarian ini
merupakan tarian untuk upacara ritual tolak balak bagi masyarakat
Banjarmasin. Tari Radap Rahayu dilakukan pada upacara seperti kehamilan,
perkawinan, dan kematian. Tarian ini terinspirasi dari kejadian kapal
Perabu Yaksa berisi patih Lambung Mangkurat yang pulang berkunjung dari
kerajaan majapahit. Ketika sampai di Muara Mantuil dan akan memasuki
Sungai barito, kapal ini kandas di tengah perjalanan. Perahu oleng dan
nyaris terbalik. Pada intinya tarian ini merupakan gambaran rasa
bersyukur karena kapal tersebut tidak tenggelam.
3.Tarian Kuda Gepang
Tarian
Kuda Gepang merupakan tarian yang unik karena kudanya bukan dinaikin
tetapi di jepik di ketiak. Menurut cerita dahulu Tarian ini berasal dari
Lambung Mangkurat yang datang ke Majapahit untuk bertemu dengan Gajah
Mada ketika mau pulang di beri hadiah kuda, ketika dinaiki kudanya
lumpuh, dengan kesaktiannya kudanya di kecilin dan di bawa pakai tangan
untuk dinaikkan ke kapal. Tarian Kuda Gepang ini sangat terkenal di
masyarakat Banjar biasanya dipentaskan pada upacara perkawinan, khitanan
atau pentas seni. Tari ini biasanya dilengkapi juga dengan
diusungnya/bausung kedua pengantin saat menuju pelaminan.
4. Tarian Bagandut
Tarian
Bagadut adalah tarian yang mirip dengan tarian tayub, ronggeng. Tarian
ini merupakan termasuk tarian erotis, pada waktu dulu tarian ini
berkembang hanya dilingkungan kerajaan. Sekarang tarian ini bisa kita
lihat di acara Pernikahan,
khitanan, acara seni dll. Tarian ini cepat merakyat karena penari bisa
meminta penonton untuk ikut menari atau tamu yang di khususkan.
Gandut merupakan profesi yang unik dalam masyarakat dan tidak sembarangan wanita mampu menjadi Gandut. Selain syarat harus cantik dan pandai menari, seorang Gandut juga wajib menguasai seni bela diri dan mantera-mantera tertentu. Ilmu tambahan ini sangat penting untuk melindungi dirinya sendiri dari tangan-tangan usil penonton yang tidak sedikit ingin memikatnya memakai ilmu hitam. Dahulu banyak Gandut yang diperistri oleh para bangsawan dan pejabat pemerintahan, disamping paras cantik mereka juga diyakini memiliki ilmu pemikat hati penonton yang dikehendakinya. Nyai Ratu Komalasari, permaisuri Sultan Adam adalah bekas seorang penari Gandut yang terkenal.
Gandut merupakan profesi yang unik dalam masyarakat dan tidak sembarangan wanita mampu menjadi Gandut. Selain syarat harus cantik dan pandai menari, seorang Gandut juga wajib menguasai seni bela diri dan mantera-mantera tertentu. Ilmu tambahan ini sangat penting untuk melindungi dirinya sendiri dari tangan-tangan usil penonton yang tidak sedikit ingin memikatnya memakai ilmu hitam. Dahulu banyak Gandut yang diperistri oleh para bangsawan dan pejabat pemerintahan, disamping paras cantik mereka juga diyakini memiliki ilmu pemikat hati penonton yang dikehendakinya. Nyai Ratu Komalasari, permaisuri Sultan Adam adalah bekas seorang penari Gandut yang terkenal.
5. Tarian Maayam Tikar
Merupakan jenis tari khas dari Kabupaten Tapin yang menggambarkan remaja putri dari daerah Margasari, Kabupaten Tapin yang sedang menganyam tikar dan anyaman. Tari berdurasi sekitar 6 menit ini biasanya dibawakan oleh 10 orang penari putri. Tari ini diciptakan oleh Muhammad Yusuf, Ketua Sanggar Tari Buana Buluh Merindu, dari kota Rantau, ibukota Kabupaten Tapin.
Keindahan tarian ini banyak membuat orang suka sehingga tarian ini terus berkembang di masyarakat Banjar
0 komentar:
Posting Komentar