Minggu, 24 Januari 2016

Tarian Tradisional Kalimantan Selatan

1. Tarian Baksa Kambang
https://c1.staticflickr.com/3/2857/11849148443_43a1103f72_b.jpg
Pada jaman dahulu Tarian Baksa Kambang berkembang di lingkungan kraton Banjar. Fungsi tarian ini adalah untuk menyambut tamu dari negara lain atau keraton lain, untuk jaman sekarang tetap fungsinya. Selain itu Tarian Baksa Kambang juga dipentaskan dalam acara keluarga seperi Khitanan, Nikahan, pentas seni dll. Untuk melakukan tarian ini para penari membawa Kembang Bogam yaitu rangkaian dari berbagai jenis bunga diantaranya bunga mawar,bunga kantil,bunga melati,dan bunga kenanga. Fungsi bunga nanti tersebut nanti akan diberikan kepada tamu yang hadir. Untuk jumlah penari biasanya ganjil dan tarian ini menceritakan seorang putri yang bermain di taman bunga dan sedang menari. Tarian ini dalam pentasnya diiringi oleh gamelan yang beriarama lagunya yang sudah baku,yaitu seperti Lagu Ayakan dan Jangklong atau sering disebut Kambang Murni.

2. Tarian Radap Rahayu
http://www.azamku.com/wp-content/uploads/2015/01/Baksa-Kambang.jpgTarian Rahayu merupakan tarian yang sakral, pada jaman dahulu tarian ini merupakan tarian untuk upacara ritual tolak balak bagi masyarakat Banjarmasin. Tari Radap Rahayu dilakukan pada upacara seperti kehamilan, perkawinan, dan kematian. Tarian ini terinspirasi dari kejadian kapal Perabu Yaksa  berisi patih Lambung Mangkurat yang pulang berkunjung dari kerajaan majapahit. Ketika sampai di Muara Mantuil dan akan memasuki Sungai barito, kapal ini kandas di tengah perjalanan. Perahu oleng dan nyaris terbalik. Pada intinya tarian ini merupakan gambaran rasa bersyukur karena kapal tersebut tidak tenggelam.

3.Tarian Kuda Gepang
http://bimg.antaranews.com/kalsel/2013/10/ori/IMG_2643.jpg
Tarian Kuda Gepang merupakan tarian yang unik karena kudanya bukan dinaikin tetapi di jepik di ketiak. Menurut cerita dahulu Tarian ini berasal dari Lambung Mangkurat yang datang ke Majapahit untuk bertemu dengan Gajah Mada ketika mau pulang di beri hadiah kuda, ketika dinaiki kudanya lumpuh, dengan kesaktiannya kudanya di kecilin dan di bawa pakai tangan untuk dinaikkan ke kapal. Tarian Kuda Gepang ini sangat terkenal di masyarakat Banjar biasanya dipentaskan pada upacara perkawinan, khitanan atau pentas seni. Tari ini biasanya dilengkapi juga dengan diusungnya/bausung kedua pengantin saat menuju pelaminan.

4. Tarian Bagandut
http://cdn-2.tstatic.net/banjarmasin/foto/bank/images/tari-gandut.jpg
Tarian Bagadut adalah tarian yang mirip dengan tarian tayub, ronggeng. Tarian ini merupakan termasuk tarian erotis, pada waktu dulu tarian ini berkembang hanya dilingkungan kerajaan. Sekarang tarian ini bisa kita lihat di acara Pernikahan, khitanan, acara seni dll. Tarian ini cepat merakyat karena penari bisa meminta penonton untuk ikut menari atau tamu yang di khususkan.
Gandut merupakan profesi yang unik dalam masyarakat dan tidak sembarangan wanita mampu menjadi Gandut. Selain syarat harus cantik dan pandai menari, seorang Gandut juga wajib menguasai seni bela diri dan mantera-mantera tertentu. Ilmu tambahan ini sangat penting untuk melindungi dirinya sendiri dari tangan-tangan usil penonton yang tidak sedikit ingin memikatnya memakai ilmu hitam. Dahulu banyak Gandut yang diperistri oleh para bangsawan dan pejabat pemerintahan, disamping paras cantik mereka juga diyakini memiliki ilmu pemikat hati penonton yang dikehendakinya. Nyai Ratu Komalasari, permaisuri Sultan Adam adalah bekas seorang penari Gandut yang terkenal.

5. Tarian Maayam Tikar
https://sarilestari03.files.wordpress.com/2012/04/img_7487.jpg
Merupakan jenis tari khas dari Kabupaten Tapin yang menggambarkan remaja putri dari daerah Margasari, Kabupaten Tapin yang sedang menganyam tikar dan anyaman. Tari berdurasi sekitar 6 menit ini biasanya dibawakan oleh 10 orang penari putri. Tari ini diciptakan oleh Muhammad Yusuf, Ketua Sanggar Tari Buana Buluh Merindu, dari kota Rantau, ibukota Kabupaten Tapin.
Keindahan tarian ini banyak membuat orang suka sehingga tarian ini terus berkembang di masyarakat Banjar

0 komentar:

Posting Komentar