Lambang Provinsi Kalimantan Selatan
Lambang Daerah Propinsi Kalimantan Selatan berbentuk "PERISAI" dengan warna merah dan hijau, bergaris sisi dengan warna kuning.
Perisai adalah alat penangkis dan bertahan yang melambangkan kewaspadaan dan kesanggupan mempertahankan diri;
Warna Merah, melambangkan keberanian dan kepahlawanan yang gagah perkasa, berjiwa hidup dan dinamis guna menegakkan kebenaran perjuangan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam menuju "Masyarakat Adil dan Makmur yang Diridhai Allah";
Warna Hijau, melambangkan kesuburan dan harapan bagi Daerah Tingkat I Kalimantan Selatan dihari yang akan datang;
Warna Kuning, pada sisi perisai, melambangkan bahwa penduduk Kalimantan mempunyai Keperibadian dan kerohanian yang luhur dengan penuh Keyakinan dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Intan Berwarna Putih Berkilap Memancar
Intan, melambangkan penghasilan Daerah Kalimantan Selatan yang sudah terkenal karena mempunyai mutu dan nilai yang sangat tinggi, yang merupakan sumber mata pencaharian penduduk Daerah Kalimantan Selatan.
Warna Putih Berkilap Memancar, melambangkan bahwa penduduk Kalimantan Selatan kalau dipimpin dengan sungguh-sungguh akan sanggup mencapai kecerdasan dan kemajuan serta sanggup pula melaksanakan segala pembangunan menuju kepada kemuliaan dan keagungan Bangsa Indonesia.
Bintang Berwarna Kuning Emas
Melambangkan ke-Tuhanan Yang Maha Esa dan perlambang keyakinan bahwa Tuhan mengetahui segala-galanya tanpa ada yang tersembunyi bagi-Nya;
Rumah Banjar Berwarna Hitam
Rumah, berbentuk bangunan spesifik Kalimantan Selatan asli, melambangkan suatu unsur kebudayaan yang dapat dibanggakan.
Warna Hitam, melambangkan bahwa penduduk Kalimantan Selatan mempunyai kebulatan tekad dan keunggulan menuju kearah pelaksanaan Pembangunan Nasional Semesta Berencana.
Buah Padi dan Batang Karet
Melambangkan bagian terbesar dari penghasilan dan sumber kehidupan bagi penduduk Kalimantan Selatan.
Buah padi sebanyak 17 [tujuh belas] buah, intan dengan 8 [delapan] pancaran dan Batang Karet sebanyak 1 [satu] pohon dengan bergaris 9 [sembilan] yang tersusun 4 [empat] di sebelah kiri dan 5 [lima] di sebelah kanan adalah merupakan susunan angka 17-8-1945, angka ini melambangkan bahwa penduduk Kalimantan Selatan tetap setia dan tetap Teguh mendukung Proklamasi 17-8-1945.
Pita Warna Putih
Melambangkan bahwa penduduk Kalimantan Selatan sanggup mengikat apa yang dirasakan kesucian dan keikhlasan hati untuk berbuat secara jujur dan bertanggung jawab dengan disertai semanggat kerja sama dan gotong royong.
Tulisan berupa semboyan "Waja Sampai Kaputing"
melambangkan bahwa penduduk Kalimantan Selatan telah tekun dalam bekerja melaksanakan segala sesuatunya dengan penuh rasa kesanggupan dan konsekwen tanpa berhenti ditengah jalan.
Berikut ini arti dan Makna yang terdapat dalam lambang/simbol Kota Banjarmasin :
1. Bentuk Dasar
Bentuk Dasar ini mengambil bentuk tameng atau perisai yang berarti percampuran antara penduduk asli suku Dayak/Banjar digabungkan sehingga menjadi satu.
2. Warna Dasar
Warna kuning Emas, leluhur yang menggambarkan kesuburan
3. rumah Banjar
Rumah Banjar ada beberapa macam :
a. Bubungan tinggi (atap tinggi) wadah raja-raja
b. Palimasan wadah harta (rumah tempat menyimpan harta benda)
c. Gajah Manyusu wadah para santri (rumah Banjar berbentuk Gajah Manyusu tempat para santri)
d. Balai laki wadah gusti-gusti
e. Balai bini wadah para bini
f. Gajah baliku wadah dayang dayang-dayang menteri (rumah Banjar berkelok)
Artinya : bubungan tinggi tempat kediaman para raja-raja kemudian diberi beranjungan atau rumah cara Banjar yang lainnya, yaitu bentuk rumah kebanyakan dan sekarang menjadi rumah rakyat.
4. Perahu Tambangan
alat penghubung/pengangkut salah satu alat penghubung utama, yaitu menghubungkan dalam pergaulan masyarakat dengan rumah, kampung dengan kampung karena kota Banjarmasin digenangan air.
5. Sepasang Pelapah Nipah
Melambangkan dasar ekonomi
6. Kayuh Baimbai (Cara bekerja)
Karena sejak dahulu kala, orang-orang menggunakan pakaian dengan berpakaian senjata. Mereka menyebutnya Pusaka, jadi begitulah cara yang sesuai dengan adat istiadat.
9. TAPIN (Rantau)
12. BARITO KUALA (Marabahan)
13.TANAH LAUT (Pelaihari)
Perisai adalah alat penangkis dan bertahan yang melambangkan kewaspadaan dan kesanggupan mempertahankan diri;
Warna Merah, melambangkan keberanian dan kepahlawanan yang gagah perkasa, berjiwa hidup dan dinamis guna menegakkan kebenaran perjuangan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam menuju "Masyarakat Adil dan Makmur yang Diridhai Allah";
Warna Hijau, melambangkan kesuburan dan harapan bagi Daerah Tingkat I Kalimantan Selatan dihari yang akan datang;
Warna Kuning, pada sisi perisai, melambangkan bahwa penduduk Kalimantan mempunyai Keperibadian dan kerohanian yang luhur dengan penuh Keyakinan dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Intan Berwarna Putih Berkilap Memancar
Intan, melambangkan penghasilan Daerah Kalimantan Selatan yang sudah terkenal karena mempunyai mutu dan nilai yang sangat tinggi, yang merupakan sumber mata pencaharian penduduk Daerah Kalimantan Selatan.
Warna Putih Berkilap Memancar, melambangkan bahwa penduduk Kalimantan Selatan kalau dipimpin dengan sungguh-sungguh akan sanggup mencapai kecerdasan dan kemajuan serta sanggup pula melaksanakan segala pembangunan menuju kepada kemuliaan dan keagungan Bangsa Indonesia.
Bintang Berwarna Kuning Emas
Melambangkan ke-Tuhanan Yang Maha Esa dan perlambang keyakinan bahwa Tuhan mengetahui segala-galanya tanpa ada yang tersembunyi bagi-Nya;
Rumah Banjar Berwarna Hitam
Rumah, berbentuk bangunan spesifik Kalimantan Selatan asli, melambangkan suatu unsur kebudayaan yang dapat dibanggakan.
Warna Hitam, melambangkan bahwa penduduk Kalimantan Selatan mempunyai kebulatan tekad dan keunggulan menuju kearah pelaksanaan Pembangunan Nasional Semesta Berencana.
Buah Padi dan Batang Karet
Melambangkan bagian terbesar dari penghasilan dan sumber kehidupan bagi penduduk Kalimantan Selatan.
Buah padi sebanyak 17 [tujuh belas] buah, intan dengan 8 [delapan] pancaran dan Batang Karet sebanyak 1 [satu] pohon dengan bergaris 9 [sembilan] yang tersusun 4 [empat] di sebelah kiri dan 5 [lima] di sebelah kanan adalah merupakan susunan angka 17-8-1945, angka ini melambangkan bahwa penduduk Kalimantan Selatan tetap setia dan tetap Teguh mendukung Proklamasi 17-8-1945.
Pita Warna Putih
Melambangkan bahwa penduduk Kalimantan Selatan sanggup mengikat apa yang dirasakan kesucian dan keikhlasan hati untuk berbuat secara jujur dan bertanggung jawab dengan disertai semanggat kerja sama dan gotong royong.
Tulisan berupa semboyan "Waja Sampai Kaputing"
melambangkan bahwa penduduk Kalimantan Selatan telah tekun dalam bekerja melaksanakan segala sesuatunya dengan penuh rasa kesanggupan dan konsekwen tanpa berhenti ditengah jalan.
Lambang 13 Kabupaten Kalimantan Selatan
1. BANJARMASIN
Lambang
Kota Banjarmasin ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Dewan
Perwakilan Rakyat Sementara Kota Banjarmasin Nomor : 27/DPRD/I-I,
Tanggal 26 Oktober 1954 yang disahkan dengan Surat Keputusan Presiden RI
Nomor : 195/1965, tanggal 14 Desember 1956.
Berikut ini arti dan Makna yang terdapat dalam lambang/simbol Kota Banjarmasin :
1. Bentuk Dasar
Bentuk Dasar ini mengambil bentuk tameng atau perisai yang berarti percampuran antara penduduk asli suku Dayak/Banjar digabungkan sehingga menjadi satu.
2. Warna Dasar
Warna kuning Emas, leluhur yang menggambarkan kesuburan
3. rumah Banjar
Rumah Banjar ada beberapa macam :
a. Bubungan tinggi (atap tinggi) wadah raja-raja
b. Palimasan wadah harta (rumah tempat menyimpan harta benda)
c. Gajah Manyusu wadah para santri (rumah Banjar berbentuk Gajah Manyusu tempat para santri)
d. Balai laki wadah gusti-gusti
e. Balai bini wadah para bini
f. Gajah baliku wadah dayang dayang-dayang menteri (rumah Banjar berkelok)
Artinya : bubungan tinggi tempat kediaman para raja-raja kemudian diberi beranjungan atau rumah cara Banjar yang lainnya, yaitu bentuk rumah kebanyakan dan sekarang menjadi rumah rakyat.
4. Perahu Tambangan
alat penghubung/pengangkut salah satu alat penghubung utama, yaitu menghubungkan dalam pergaulan masyarakat dengan rumah, kampung dengan kampung karena kota Banjarmasin digenangan air.
5. Sepasang Pelapah Nipah
Melambangkan dasar ekonomi
6. Kayuh Baimbai (Cara bekerja)
Karena sejak dahulu kala, orang-orang menggunakan pakaian dengan berpakaian senjata. Mereka menyebutnya Pusaka, jadi begitulah cara yang sesuai dengan adat istiadat.
Moto :
Kayuh
Baimbai berasal dari bahasa Banjar yang mengandung arti mendayung
secara bersama-sama. Makna ini sesuai dengan konteks wilayah Kota
Banjarmasin sebagai wilayah Kota Seribu Sungai, namun secara luas
memiliki pesan sebagai sikap kegotongroyongan, dan kebersamaan untuk
mencapai tujuan bersama.
2. BANJARBARU
Lambang daerah Kota Banjarbaru memiliki arti sebagai berikut:
- Bintang bersudut lima, menggambarkan Pancasila sebagai falsafat dan pandangan hidup bangsa Indonesia.
- Pilar kiri dan kanan, menggambarkan Kota Banjarbaru sebagai kota 4 (empat) dimensi, yakni pusat Pemerintahan, Pendidikan, Industri dan Permukiman, selain itu pilar kiri dan kanan juga menggambarkan gerbang transportasi udara dari dan ke Kalimantan Selatan. Jumlah petak pada kiri dan kanan masing–masing 10 buah dengan jumlah seluruhnya 20 buah menggambarkan tanggal berdirinya Pemerintah Kota Banjarbaru. Pilar kiri dan kanan masing-masing berjumlah 2 (dua) buah dengan jumlah seluruhnya 4 (empat) buah menggambarkan bulan April, yaitu berdirinya Pemerintah Kota Banjarbaru.
- Pita berwarna hijau, bertuliskan Gawi Sabarataan, menunjukkan motto Kota Banjarbaru.
- Buku, menggambarkan Banjarbaru sebagai Kota Pelajar dan Pusat Pendidikan karena terdapat prasarana dan sarana penunjang pendidikan yang memadai dari disiplin ilmu.
- Alat Linggang, menggambarkan pendulangan tradisional intan cempaka yang terdapat di Kecamatan Cempaka dan merupakan objek wisata budaya dan sejarah di Kota Banjarbaru.
- Museum Lambung Mangkurat, sebagai objek wisata dan sejarah dan budaya yang diapit rumah menggambarkan Kota Banjarbaru sebagai Pusat Pemerintahan dan Pusat Permukiman.
- Roda (gir), menggambarkan roda industri dan perdagangan karena di Kota Banjarbaru sangat potensial menjadi daerah industri dan perdagangan.
- Perisai, menggambarkan sebagai alat pelindung dalam mencapai cita-cita luhur bangsa (Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945) dan Pembangunan Nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
3. HULU SUNGAI TENGAH (Barabai)
Arti Logo Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Lambang Daerah Kabupaten Hulu Sungai Tengah terdiri dari :
Sebuah Perisai yang berbentuk Sudut segitiga yang berarti sanggup mempertahankan daerahnya dan konsekwen "Batapung tali salawar dan tahan pidakan" Konsekwensi disini adalah seperti yang telah dikemukakan dalam bahasa daerahnya, Batapung tali salawar berarti segala hasil keputusan yang seia sekata itu tadi dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab dengan tiada akan berkhianat satu sama lainnya. Tidak akan mundur, jemu atau putus asa dikarenakan rintangan dan lain sebagainya. Itulah pula dikemukakan dengan bahasa daerahnya "Tahan Pidakan".
Didalam perisai tersebut terdapat lukisan-lukisan:
Lambang Daerah Kabupaten Hulu Sungai Tengah terdiri dari :
Sebuah Perisai yang berbentuk Sudut segitiga yang berarti sanggup mempertahankan daerahnya dan konsekwen "Batapung tali salawar dan tahan pidakan" Konsekwensi disini adalah seperti yang telah dikemukakan dalam bahasa daerahnya, Batapung tali salawar berarti segala hasil keputusan yang seia sekata itu tadi dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab dengan tiada akan berkhianat satu sama lainnya. Tidak akan mundur, jemu atau putus asa dikarenakan rintangan dan lain sebagainya. Itulah pula dikemukakan dengan bahasa daerahnya "Tahan Pidakan".
Didalam perisai tersebut terdapat lukisan-lukisan:
- Pohon Karet Melambangkan Sumber kehidupan rakyat Daerah Hulu Sungai Tengah
- Tiga garis yang terdapat pada pohon karet menunjukkan menuju satu garis tegak memberi arti tiga wilayah Kewedanan bersatu padu membentuk satu Wilayah Kabupaten Hulu Sungai Tengah
- Tiga akar dari pohon karet ini mengandung arti kesuburan tanahnya yang terdapat disekitar tiga sungai yaitu Sungai Batang Alai, Sungai Barabai dan Sungai Labuan Amas.
- Buah Padi Melambangkan sumber penghidupan rakyat di Kabupaten Hulu Sungai Tengah karena Setangkai padi yang telah masak mengandung arti penghidupan rakyat Kabupaten Hulu Sungai Tengah juga memberikan kesan kepada pribadi yang sopan santun, tidak gembar gembor tetapi bekerja dan berhasil (berkata-kata untuk mencapai hasil yang seimbang
- Dua Puluh Empat Butir Padi yang terdapat pada setangkai padi bersatu padu memberikan arti sebagai kenang-kenangan historis (sejarah daerah) sejak aktifnya Kabupaten Hulu Sungai Tengah menjadi Daerah Otonom tepat tanggal 24 Desember 1959.
- Pita Putih mengandung arti sesuatu apa yang dirasa mendatangkan kebaikan menghendaki untuk dibicarakan dengan mengadakan musyawarah antara pejabat-pejabat Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah (diikat satu rasa bekerjasama secara jujur dan bertanggung jawab)
- Lukisan pada pita putih yang bertuliskan "MURAKATA" diartikan Mufakat dengan seia sekata baik dalam pemikiran maupun dalam pelaksanaan
- Lukisan yang bertuliskan "BARABAI" Berartikan atau diambil untuk mengingatkan bahwa Kabupaten Hulu Sungai Tengah adalah wilayah Kewedanan Barabai dahulunya.
4. HULU SUNGAI UTARA (Amuntai)
Arti Logo Kabupaten Hulu Sungai Utara
A. Sebuah perisai berbentuk gothic yang melambangkan benteng pertahanan lahir dan pertahanan bathin.
B. Didalam perisai terdapat lukisan-lukisan :
Kubah, melambangkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kesucian hati untuk melaksanakan segala Perintah-Nya dan Larangan-Nya.
Mihrab, melambangkan kepemimpinan yang jujur dan berwibawa, ketaatan kepada pemimpin yang benar dan ketabahan dalam menghadapi segala kesulitan.
Haur Kuning Tujuh Belas Ruas, merupakan angka keramat berbentuk huruf “U” melambangkan :
U = Utara berarti Hulu Sungai Utara
U = Ulet berarti Tidak pernah putus asa
U = Unggul berarti jaya
U = Mengenangkan para leluhur dan sejarah Hulu Sungai Utara dengan kepurbakalaan Candi Agung, Putri Junjung Buih dan Lambung Mangkurat sebagai cikal bakalnya.
Daun dan Bunga Teratai, melambangkan Hulu Sungai Utara sebagai daerah rawa yang dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Juga saat terbentuknya Kabupaten Hulu Sungai Utara (1 Helai Daun Teratai, 5 Kelopak Bunga, 5 Helai Kelopak Bunga Bagian Bawah, 2 Helai Mahkota Bunga Bagian Atas) sehingga terbentuk angka 1-5-52 ( 1 Mei 1952) hari jadi Kabupaten Hulu Sungai Utara.
Kapas dan Padi, melambangkan tujuan untuk kemakmuran sandang dan pangan.
Buah Karet dan Daun Karet, melambangkan penghasilan pokok rakyat daerah Hulu Sungai Utara.
Padi, Kapas, dan Buah / Daun Karet, melambangkan bahwa Hulu Sungai Utara adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia ( 17 biji buah padi, 8 kuntum bunga kapas, 4 biji buah karet, 5 helai daun karet) memberikan makna 17 – 8 – 45.
Piala, melambangkan Sungai Tabalong dan Sungai Balangan yang bertemu menjadi Sungai Negara yang menuju laut lepas, yang bergelombang lima, berarti Pancasila yang merupakan falsafah hidup bangsa Indonesia umumnya dan masyarakat Hulu Sungai Utara pada khususnya.
Kesetiaan terhadap cita-cita yang benar.
Keunggulanyang dicapai berkat keuletan dalam usaha.
Bidang Hijau Mendatar, melambangkan kesuburan.
Tepi Keliling (Dalam) Warna Kuning Emas, melambangkan kemuliaan.
Tepi Keliling (Luar) Warna Hitam, melambangkan keteguhan tekad dan kepercayaan
terhadappribadi sendiri.
Motto Lambang Bertuliskan “AGUNG” melambangkan :
Agung : Adalah lambang kata-kata kebenaran yang mengandung nilai pendidikan,
keluhuran budi, dan cita-cita rakyat Hulu Sungai Utara.
Agung : Adalah kewibawaan dan keluwesan pemerintah mengemban amanah rakyat.
Agung : Adalah besar dan berwibawa serta disegani.
Agung : Adalah kesetiaan, ketaatan, kepatuhan (loyalitas) kepada pemerintah.
Agung : Dalam bahasa daerah merupakan alat musik tradisional untuk menggerakan masyarakat secara gotong royong untuk mengabdi dan berbakti kepada kepentingan bangsa, negara dan agama.
AGUNG mengandung makna dengan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kewibawaan dan keluwesan pemerintah untuk menciptakan masyarakat adil dan makmur, sejahtera lahir dan bathin berdasarkan musawarah dan mufakat yang dijiwai oleh semangat proklamasi 17 Agustus 1945 dan UUD 1945 dengan berpijak diatas landasan Pancasila.
Akronim kata AGUNG semakin berkembang pada saat pelaksanaan pembangunan yang dapat diartikan.
A : Aman dalam situasi.
G : Gagah dalam melaksanakan pembangunan.
UNG : UNGgul dalam meraih prestasi.
A. Sebuah perisai berbentuk gothic yang melambangkan benteng pertahanan lahir dan pertahanan bathin.
B. Didalam perisai terdapat lukisan-lukisan :
Kubah, melambangkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kesucian hati untuk melaksanakan segala Perintah-Nya dan Larangan-Nya.
Mihrab, melambangkan kepemimpinan yang jujur dan berwibawa, ketaatan kepada pemimpin yang benar dan ketabahan dalam menghadapi segala kesulitan.
Haur Kuning Tujuh Belas Ruas, merupakan angka keramat berbentuk huruf “U” melambangkan :
U = Utara berarti Hulu Sungai Utara
U = Ulet berarti Tidak pernah putus asa
U = Unggul berarti jaya
U = Mengenangkan para leluhur dan sejarah Hulu Sungai Utara dengan kepurbakalaan Candi Agung, Putri Junjung Buih dan Lambung Mangkurat sebagai cikal bakalnya.
Daun dan Bunga Teratai, melambangkan Hulu Sungai Utara sebagai daerah rawa yang dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Juga saat terbentuknya Kabupaten Hulu Sungai Utara (1 Helai Daun Teratai, 5 Kelopak Bunga, 5 Helai Kelopak Bunga Bagian Bawah, 2 Helai Mahkota Bunga Bagian Atas) sehingga terbentuk angka 1-5-52 ( 1 Mei 1952) hari jadi Kabupaten Hulu Sungai Utara.
Kapas dan Padi, melambangkan tujuan untuk kemakmuran sandang dan pangan.
Buah Karet dan Daun Karet, melambangkan penghasilan pokok rakyat daerah Hulu Sungai Utara.
Padi, Kapas, dan Buah / Daun Karet, melambangkan bahwa Hulu Sungai Utara adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia ( 17 biji buah padi, 8 kuntum bunga kapas, 4 biji buah karet, 5 helai daun karet) memberikan makna 17 – 8 – 45.
Piala, melambangkan Sungai Tabalong dan Sungai Balangan yang bertemu menjadi Sungai Negara yang menuju laut lepas, yang bergelombang lima, berarti Pancasila yang merupakan falsafah hidup bangsa Indonesia umumnya dan masyarakat Hulu Sungai Utara pada khususnya.
Kesetiaan terhadap cita-cita yang benar.
Keunggulanyang dicapai berkat keuletan dalam usaha.
Bidang Hijau Mendatar, melambangkan kesuburan.
Tepi Keliling (Dalam) Warna Kuning Emas, melambangkan kemuliaan.
Tepi Keliling (Luar) Warna Hitam, melambangkan keteguhan tekad dan kepercayaan
terhadappribadi sendiri.
Motto Lambang Bertuliskan “AGUNG” melambangkan :
Agung : Adalah lambang kata-kata kebenaran yang mengandung nilai pendidikan,
keluhuran budi, dan cita-cita rakyat Hulu Sungai Utara.
Agung : Adalah kewibawaan dan keluwesan pemerintah mengemban amanah rakyat.
Agung : Adalah besar dan berwibawa serta disegani.
Agung : Adalah kesetiaan, ketaatan, kepatuhan (loyalitas) kepada pemerintah.
Agung : Dalam bahasa daerah merupakan alat musik tradisional untuk menggerakan masyarakat secara gotong royong untuk mengabdi dan berbakti kepada kepentingan bangsa, negara dan agama.
AGUNG mengandung makna dengan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kewibawaan dan keluwesan pemerintah untuk menciptakan masyarakat adil dan makmur, sejahtera lahir dan bathin berdasarkan musawarah dan mufakat yang dijiwai oleh semangat proklamasi 17 Agustus 1945 dan UUD 1945 dengan berpijak diatas landasan Pancasila.
Akronim kata AGUNG semakin berkembang pada saat pelaksanaan pembangunan yang dapat diartikan.
A : Aman dalam situasi.
G : Gagah dalam melaksanakan pembangunan.
UNG : UNGgul dalam meraih prestasi.
5. HULU SUNGAI SELATAN (Kandangan)
Arti Logo Kabupaten Hulu Sungai Selatan
Sebuah perisai bersudut lima dengan warna biru tua:
- Sudut lima melambangkan Dasar Negara Pancasila
- Perisai melambangkan kewaspadaan
- Di dalam perisai tersebut terdapat lukisan-lukisan
1. Mesjid bertingkat tiga, beratap (bubungan) runcing, tongkat sebanyak 13 buah dan pintu sebanyak 3 buah dengan warna putih :
- Mesjid melambangkan keagamaan yang sudah menjadi watak dari Rakyat Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan kerukunan serta musyawarah.
- Bertingkat tiga melambangkan bahwa dalam usaha mencapai cita-cita haruslah dengan sistematis dan bertingkat.
- Beratap (bubungan) runcing melambangkan kesempurnaan yang telah dicapai Bertongkat 13 dan berpintu 3 melambangkan 13 kecamatan dan 3 kewedanaan.
- Rangkaian padi dan kapas dengan warna kuning emas melambangkan kemakmuran. Parang bungkul dan tombak dengan warna putih melambangkan sifat-sifat kepahlawanan dan berjiwa membangun.
2. Pita bertuliskan rakat mufakat dengan warna kuning emas melambangkan persatuan yang erat disertai musyawarah.
3. Warna yang dipergunakan dalam lambang Kabupaten Hulu Sungai Selatan, yaitu:Biru Tua melambangkan kesetiaan.
- Kuning Emas melambangkan kejayaan.
- Putih melambangkan kesucian.
- Kesimpulan makna lambang Kabupaten Hulu Sungai Selatan:
- Bunga kapas 17 berarti tanggal dari proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
- Tiang Mesjid delapan berarti bulan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
- Butir Padi 45 berati tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
6. BALANGAN (Paringin)
Arti Logo Kabupaten Balangan
“WARNA”
Warna Hijau berarti kesuburan/kemakmuran
Warna Kuning berarti kemuliaan/keagungan
Warna Hitam berarti keteguhan/keadilan
Warna Merah berarti keberanian/kesanggupan
Warna Putih berarti kesucian/kesejukan
“BENTUK”
Perisai berarti alat mempertahankan diri dari segala ancaman, rintangan.
“ARTI LAMBANG”
Kapas (17), Rantai (8) dan Padi (45) melambangkan tanggal Proklamasi kemerdekaan RI.
Kapas dan Padi melambangkan kekayaan sumber daya alam dan mata pencaharian rakyat, rantai melambangkan ikatan persatuan dan kesatuan.
“WARNA”
Warna Hijau berarti kesuburan/kemakmuran
Warna Kuning berarti kemuliaan/keagungan
Warna Hitam berarti keteguhan/keadilan
Warna Merah berarti keberanian/kesanggupan
Warna Putih berarti kesucian/kesejukan
“BENTUK”
Perisai berarti alat mempertahankan diri dari segala ancaman, rintangan.
“ARTI LAMBANG”
Kapas (17), Rantai (8) dan Padi (45) melambangkan tanggal Proklamasi kemerdekaan RI.
Kapas dan Padi melambangkan kekayaan sumber daya alam dan mata pencaharian rakyat, rantai melambangkan ikatan persatuan dan kesatuan.
- Susunan batu bata dengan 4 pilar berwarna merah, melambangkan Benteng Tundakan pertahanan Pangeran Antasari di wilayah Balangan.
- Piring berwarna hitam, melambangkan tempat bersejarah di wilayah Balangan yang terkenal dengan Batu Piring yang mengandung sumber daya alam untuk dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakat.
- Tangkai Pena berbentuk bambu runcing berwarna kuning, melambangkan Batung Batulis yang merupakan bahan utama dari pembangunan Mahligai Puteri Junjung Buih dan semangat perjuangan rakyat Balangan dalam merebut kemerdekaan.
- Mata Pena menancap ke dalam piring berwarna hitam, melambangkan investasi sumber daya manusia yang menjadi prioritas pembangunan guna mewujudkan kesejahteraan dan kemandirian.
- Persegi Empat Trapesium di kiri dan kanan tangkai pena, berbentuk huruf O dan D berarti Otonomi Daerah.
- Kubah Mesjid berwarna hijau, melambangkan ketaatan umat dalam melaksanakan ajaran agama.
- Bintang berwarna kuning melambangkan KeTuhanan Yang Maha Esa sesuai dengan Pancasila.
- Rantai sebanyak 8 bingkai, yang berarti tanggal 8 (delapan).
- Benteng yang terdiri dari 4 pilar yang berarti bulan 4 (bulan April).
- Batung batulis tangkai pena sebanyak 3 ruas yang mengandung arti 003 atau tahun 2003. Secara keseluruhan mengandung arti “8 April 2003” yang merupakan tanggal peresmian berdirinya Kabupaten Balangan.
- Tulisan (sloka) SANGGAM di atas pita berwarna putih berarti Kesanggupan melaksanakan pembangunan yang didasari oleh keikhlasan Gasan Masyarakat
7. TANAH BUMBU (Batu Licin)
Arti Logo Kabupaten Tanah Bumbu
1. Bingkai Bersegi Lima dan Bintang
Dalam satu kesatuan objek gambar sebagai lambang/simbol ketuhanan, bahwa masyarakat Tanah Bumbu merupakan masyarakat yang agamis.
2. Padi dan Kapas
Merupakan cita-cita Kabupaten Tanah Bumbu untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, tercukupinya kebutuhan pangan, sandang dan papan. jumlah butir padi 53 (lima puluh tiga) sebagai awal perjuangan menjadikan Kabupaten Tanah Bumbu (tahun 1953), dan jumlah butir kapas 27 (dua puluh tujuh) dimaksudkan sebagai simbol berdirinya Kabupaten Tanah Bumbu yaitu tanggal 27 Januari 2003.
3. Perahu Tradisional
Prototype kapal tradisional (pinisi) dengan jumlah 5 (lima) buah layar terkembang, simbol jumlah wilayah Kabupaten Tanah Bumbu yang terdiri dari :
Kecamatan Batulicin;
Kecamatan Kusan Hulu;
Kecamatan Kusan Hilir;
Kecamatan Sungai Loban;
Kecamatan Sungai Danau.
Siap berlayar mengarungi samudera kehidupan baru untuk membangun dan mewujudkan cita-cita Kabupaten Tanah Bumbu serta berusaha mensejajarkan diri dengan kabupaten-kabupaten lain di wilayah NKRI.
4. Laut bergelombang warna putih, biru laut dan gelombang
Kabupaten Tanah Bumbu sebagian merupakan lautan/perairan yang kaya akan sumber daya laut/perairan.
5. Latar belakang warna coklat tanah pada tulisan Tanah Bumbu
Merupakan wujud kesuburan Kabupaten Tanah Bumbu.
6. Warna hijau dalam bingkai segi lima
Merupakan wilayah daratan yang melimpah akan sumber daya alam yang meliputi pertanian, perkebunan, kehutanan dan pertambangan.
7. Gambar gunung warna hitam
Bahwa Kabupaten Tanah Bumbu kaya akan sumber daya alam yang melimpah ruah dan masih belum tergali secara maksimal.
8. Slogan BERSUJUD pada pita pengikat antara padi dan kapas
Slogan BERSUJUD mempunyai arti Bersih, Syukur, Jujur dan Damai, bahwa dalam mewujudkan cita-cita yang luhur Kabupaten Tanah Bumbu berjuang
1. Bingkai Bersegi Lima dan Bintang
Dalam satu kesatuan objek gambar sebagai lambang/simbol ketuhanan, bahwa masyarakat Tanah Bumbu merupakan masyarakat yang agamis.
2. Padi dan Kapas
Merupakan cita-cita Kabupaten Tanah Bumbu untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, tercukupinya kebutuhan pangan, sandang dan papan. jumlah butir padi 53 (lima puluh tiga) sebagai awal perjuangan menjadikan Kabupaten Tanah Bumbu (tahun 1953), dan jumlah butir kapas 27 (dua puluh tujuh) dimaksudkan sebagai simbol berdirinya Kabupaten Tanah Bumbu yaitu tanggal 27 Januari 2003.
3. Perahu Tradisional
Prototype kapal tradisional (pinisi) dengan jumlah 5 (lima) buah layar terkembang, simbol jumlah wilayah Kabupaten Tanah Bumbu yang terdiri dari :
Kecamatan Batulicin;
Kecamatan Kusan Hulu;
Kecamatan Kusan Hilir;
Kecamatan Sungai Loban;
Kecamatan Sungai Danau.
Siap berlayar mengarungi samudera kehidupan baru untuk membangun dan mewujudkan cita-cita Kabupaten Tanah Bumbu serta berusaha mensejajarkan diri dengan kabupaten-kabupaten lain di wilayah NKRI.
4. Laut bergelombang warna putih, biru laut dan gelombang
Kabupaten Tanah Bumbu sebagian merupakan lautan/perairan yang kaya akan sumber daya laut/perairan.
5. Latar belakang warna coklat tanah pada tulisan Tanah Bumbu
Merupakan wujud kesuburan Kabupaten Tanah Bumbu.
6. Warna hijau dalam bingkai segi lima
Merupakan wilayah daratan yang melimpah akan sumber daya alam yang meliputi pertanian, perkebunan, kehutanan dan pertambangan.
7. Gambar gunung warna hitam
Bahwa Kabupaten Tanah Bumbu kaya akan sumber daya alam yang melimpah ruah dan masih belum tergali secara maksimal.
8. Slogan BERSUJUD pada pita pengikat antara padi dan kapas
Slogan BERSUJUD mempunyai arti Bersih, Syukur, Jujur dan Damai, bahwa dalam mewujudkan cita-cita yang luhur Kabupaten Tanah Bumbu berjuang
sekuat tenaga dengan segala daya upaya yang dimiliki bersemboyankan BERSUJUD.
8. KOTABARU
Arti logo Kabupaten Kota Baru
SA-IJAAN yang memiliki makna : Semufakat, satu hati dan se-iya sekata.
- Lambang daerah berbentuk perisai segi lima, melambangkan ketuhanan dan pertahanan rakyat.
- Lima buah sudut pada perisai melambangkan kelima sila dari pancasila.
- Sisi atas berbentuk busur, gambaran dinamika dan stamina rakyat.
- Sisi samping berbentuk tegak lurus, menggambarkan sifat gotong royong, kejujuran dan keadilan.
- Sisi bawah perisai berbentuk lancip, menggambarkan suatu tujuan untuk membina masyarakat adil dan makmur.
- Garis tebal berwarna kuning emas pada sisi dalam sekeliling perisai, melambangkan persatuan rakyat.
- Dasar perisai berwarna merah, menggambarkan sifat keberanian.
- Garis kuning tebal yang membagi dua lukisan bagian atas dan bawah, menggambarkan bidang agraris pertanian (padi).
- Ikan todak, menggambarkan hasil tradisianal dari sektor perikanan kelautan.
- Lautan denga garis gelombang, menggambarkan panorama alam dan gelora semangat rakyat.
SA-IJAAN yang memiliki makna : Semufakat, satu hati dan se-iya sekata.
9. TAPIN (Rantau)
Arti Logo Kabupaten Tapin
- Perisai bersudut lima melambangkan dasar negara RI (PANCASILA) sebagai benteng lahir dan batin.
- Bintang segi lima melambangkan Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
- Pita dengan melengkung melambangkan resminya berdiri Kabupaten Tapin (Undang-Undang No. 8 tahun 1965).
- Bunga kapas melambangkan enam kecamatan (saat awal berdirinya Kabupaten Tapin).
- Buah padi empat puluh tiga biji melambangkan Kabupaten Tapin memiliki empat puluh tiga desa (saat awal berdirinya Kabupaten Tapin).
- Lukisan segi empat melambangkan sejarah Kabupaten Tapin dahulu dikenal dengan distrik banua empat.
- Dengan melambangkan lumbung padinya daerah Kalimantan Selatan dan historis berdirinya Kabupaten Tapin.
- Bagian kap atas dengan tiga puluh garis maksudnya tanggal 30.
- Bagian badan dengan sebelas garis maksudnya bulan 11 (Nopember).
- Bagian tongkat dengan enam garis dan anak tangga lima garis maksudnya tahun 65 (1965).
- Garis putih sekeliling persegi empat yang menghubungkan sampai tepi lambang, melambangkan Kabupaten Tapin merupakan lalu lintas Hulu Sungai ke daerah Banjar (pintu gerbang ke daerah Hulu Sungai).
- Sungai melambangkan sejarah terjadinya kota Rantau yang menjadi ibukota Kabupetan Tapin.
- Pita bertulisan ruhui rahayu melambangkan kepribadian rakyat Tapin (kerukunan, seia sekata, rakat mufakat).
- Perisai berwarna hijau daun melambangkan kepribadian dan tanah Kabupaten Tapin yang subur.
- Warna kuning emas pada bintang, tepi perisai dan lukisan segi empat melambangkan kemuliaan masyarakat Kabupaten Tapin untuk mewujudkan kebenaran dan keadilan atas ridho-Nya.
- Pita dan bunga kapas warna putih melambangkan kesucian.
- Tulisan Ruhui Rahayu warna hitam melambangkan keteguhan tekad dan kepercayaan diri.
10.TABALONG (Tanjung)
Arti Logo Kabupaten Tabalong
Padi warna kuning emas dan kapas, melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan, daerah Tabalong yang sebagian besar terdiri dari masyarakat petani. Padi dan kapas melukiskan dalam satu tangkai yang terdiri dari :
Arti Logo Kabupaten Banjar
A. MOTIF LAMBANG
Motif lambang terdiri dari 8 bagian pokok :
B.ARTI MOTIF
1. Motif perisai bersudut 5 merupakan lambang penduduk, sebagai alat pertahanan secara kesatriaan patriotik.
2. Bintang adalah melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa dari sila pertama falsafah negara, dimana kota Martapura Kabupaten Banjar terkenal sebagai kota syi’ar agama Islam yang di dalam sejarah Kerajaan Banjar merupakan basis penyebaran agama Islam, sehingga oleh pihak luar disebut sebagai kota Serambi Mekkah.
3. Intan Berlian merupakan/mencerminkan ciri khas Kota Martapura dimana sekitarnya banyak terdapat tambang intan dan penggosokkan intan yang mula-mula dikerjakan secara tradisional, merupakan salah satu pencaharian utama masyarakat dan lebih dalam lagi dapat diartikan intan sebagai pelambang kepribadian yang luhur sesuai dengan Pancasila.
4. Terbagi menjadi 3 :
- Lambang Daerah Kabupaten Tabalong berupa sebuah perisai berbentuk jantung dengan warna dasar hijau tua dan kuning emas.
- Perisai mengandung arti sebagai alat pelindung yang berarti Pemerintah menjamin dan melindungi kepentingan sosial, serta ekonomi rakyat dan jantung berarti sumber atau pusat kehidupan masyarakat Tabalong.
- Warna hijau tua berarti kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Tabalong dengan kekayaan yang di kandung bumi Tabalong.
- Kuning emas melambangkan kebesaran, kejayaan dan keagungan yang di cita-citakan oleh rakyat Tabalong untuk negara Republik Indonesia pada umumnya dan Tabalong pada khususnya.
Padi warna kuning emas dan kapas, melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan, daerah Tabalong yang sebagian besar terdiri dari masyarakat petani. Padi dan kapas melukiskan dalam satu tangkai yang terdiri dari :
- Dua belas butir biji padi.
- Enam helai daun kapas warna hijau muda.
- Lima tangkai bunga kapas warna putih.Rantai baja warna kuning emas enam buah berkait, menggambarkan kesatuan yang kokoh membaja dari semua golongan dan aliran yang ada di Kabupaten Tabalong pada khususnya dan Republik Indonesia pada umumnya. Jumlah mata rantai membelah berarti pula bahwa pada waktu Daerah Otonomi Kabupaten Tabalong diresmikan telah mempunyai enam buah Kecamatan.
- Menara obor minyak warna hitam dan pohon karet warna coklat, melukiskan kekayaan alam yang di kandung bumi Tabalong yang telah di eksploitasi adalah minyak dan karet.
- Tiang gapura warna hitam dua buah kiri dan kanan, menggambarkan letak geografis daerah Kabupaten Tabalong yang di apit dan berbatasan dengan dua buah propinsi yaitu Kalimantan Timur dan Kalimantan tengah, dimana Tabalong merupakan pintu masuk dan keluar dari dan ke propinsi Kalimantan Selatan.
- Bintang bersegi lima berwarna putih, mengandung arti repleksi umum keagamaan yang menggambarkan keyakinan umat beragama, yaitu yang berkeTuhanan Yang Maha Esa dan berdasarkan Pancasila.
- Sehelai pita merah tua dengan tulisan Saraba Kawa warna putih, untuk menyatakan bahwa “motto” dari lambang ini adalah “Saraba Kawa” kata Saraba Kawa adalah bahasa daerah asli yang memberi pengertian tentang perjuangan dan tekad rakyat di daerah ini untuk melaksanakan tugas kewajibannya terhdap Bangsa, Negara dan Agama. Saraba Kawa berarti serba bisa (semua tugas/pekerjaan selalu dapat di kerjakan) merupakan satu-satunya tekad dari rakyat Tabalong di dalam merencanakan dan mengawasi/memelihara bidang pembangunan mental spiritual dan pembangunan fisik material di daerah Tabalong ini.
- Dua buah mandau warna putih genggam coklat bersilang dengan mata ke atas, adalah senjata ampuh yang di pakai penduduk Kalimantan, sebagai senjata pusaka dan merupakan kebudayaan nenek moyang dan melambangkan kepribadian, peradaban, keperwiraan dan kesatriaan. Dua buah mandau mengarah keatas melukiskan kesiap-siagaan dan kesaktian dalam membela dan mempertahankan hak-hak asasi Rakyat Tabalong pada khususnya dan RI pada umumnya.
- Tulisan Tabalong warna putih, pada bagian atas sebelah dalam perisai di atas sebuah garis panjang mendatar yang berada di atas bintang lima, hanya untuk menyatakan bahwa lambang ini adalah daerah Kabupaten Tabalong.
11. KAB. BANJAR (Martapura)
A. MOTIF LAMBANG
Motif lambang terdiri dari 8 bagian pokok :
- Berbentuk sebuah perisai dengan warna dasar biru muda berisi kuning.
- Bintang persegi lima warna kuning muda emas.
- Intan berlian warna putih persegi 12 dengan pancar 5.
- Bunga kapas warna putih dengan kelopak hijau tua sebanyak 8 buah.
- Buah padi warna kuning emas sebanyak 45 butir.
- Dua jalur berombak kecil warna putih diatas warna coklat.
- Pita berwarna putih dengan tulisan BARAKAT warna hijau.
- Tulisan BANJAR warna putih diatas dasar warna biru muda.
B.ARTI MOTIF
1. Motif perisai bersudut 5 merupakan lambang penduduk, sebagai alat pertahanan secara kesatriaan patriotik.
2. Bintang adalah melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa dari sila pertama falsafah negara, dimana kota Martapura Kabupaten Banjar terkenal sebagai kota syi’ar agama Islam yang di dalam sejarah Kerajaan Banjar merupakan basis penyebaran agama Islam, sehingga oleh pihak luar disebut sebagai kota Serambi Mekkah.
3. Intan Berlian merupakan/mencerminkan ciri khas Kota Martapura dimana sekitarnya banyak terdapat tambang intan dan penggosokkan intan yang mula-mula dikerjakan secara tradisional, merupakan salah satu pencaharian utama masyarakat dan lebih dalam lagi dapat diartikan intan sebagai pelambang kepribadian yang luhur sesuai dengan Pancasila.
4. Terbagi menjadi 3 :
a. Lima pancaran intan berlian ditambah segi-seginya sebanyak 12 segi
yang berjumlah 17, ini berarti tanggal proklamasi kemerdekaan merupakan
tanggal keramat bagi bangsa Indonesia.
b. Bunga kapas sebanyak 8 buah berarti bulan Proklamasi Kemerdekaan dan sekaligus sebagai lambang sandang.
c. Butiran padi sebanyak 45 biji melambangkan tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dan sebagai lambang pangan. Dengan
kesimpulan tanggal 17 – 8 – 1945 adalah Hari Proklamasi Kemerdekaan RI, sedangkan sandang dan pangan adalah kebutuhan pokok manusia sehari-hari.
5. Dua jalur berombak kecil warna putih melambangkan 2 buah sungai yang bermuara di Sungai Martapura, yaitu Sungai Riam Kanan dan Sungai Riam Kiwa, dimana Sungai Riam Kanan inilah terdapat bendungan PLTA Ir. H. Pangeran Muhammad Noor. Warna coklat yang berada di sela 2 buah sungai melambangkan hamparan bumi Kabupaten Banjar yang secara topografis terdiri dari: daerah rawa, daerah dataran bergelombang dan daerah bukit dengan gunung/pegunungan.
6. Tulisan BARAKAT di atas pita berwarna putih adalah moto lambang yang mempunyai arti; Barakat = dalam arti kata benda berkah, Barakat = singkatan dari kepanjangan Rakat Mufakat = Barakat Mufakat, Barakat = Singkatan dari kepanjangan Barataan Rakyat Rakat dan Barakat = singkatan dari kepanjangan Berkat ALLAH, Rasul atas Karya, Akhlak dan Taqwa.
7. Tulisan BANJAR warna putih diatas warna biru tua merupakan ciri pusatnya suku Banjar yang pada dasarnya penduduk Kalimantan Selatan adalah Suku Banjar.
C.WARNA DAN UKURAN LAMBANG DAERAH
1. Warna terdiri dari 6 macam
a. Biru tua menunjukan iklim tropis.
b. Kuning Emas melambangkan kewibawaan dan kejayaan.
c. Biru Muda melambangkan ketentraman dan kedamaian.
d. Putih melambangkan dari pada kesucian, kearifan, dan kebijaksanaan.
e. Hijau Tua melambangkan kesuburan.
f. Coklat melambangkan hamparan bumi Kabupaten Banjar
2. Ciri Khas
a. Di puncaknya terdapat intan merupakan ibukota Kabupaten Banjar sebagai Kota Intan.
b. Pondasi dihiasi dengan relief sejarah perjuangan rakyat Kabupaten Banjar melawan penjajah, mempertahankan/membela negara RI yang diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945 sehingga masa pembangunan sekarang.
c. Pancasila merupakan dasar negara kesatuan RI sehingga Kabupaten Banjar tidak terpisahkan dengan wilayah Republik Indonesia.
b. Bunga kapas sebanyak 8 buah berarti bulan Proklamasi Kemerdekaan dan sekaligus sebagai lambang sandang.
c. Butiran padi sebanyak 45 biji melambangkan tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dan sebagai lambang pangan. Dengan
kesimpulan tanggal 17 – 8 – 1945 adalah Hari Proklamasi Kemerdekaan RI, sedangkan sandang dan pangan adalah kebutuhan pokok manusia sehari-hari.
5. Dua jalur berombak kecil warna putih melambangkan 2 buah sungai yang bermuara di Sungai Martapura, yaitu Sungai Riam Kanan dan Sungai Riam Kiwa, dimana Sungai Riam Kanan inilah terdapat bendungan PLTA Ir. H. Pangeran Muhammad Noor. Warna coklat yang berada di sela 2 buah sungai melambangkan hamparan bumi Kabupaten Banjar yang secara topografis terdiri dari: daerah rawa, daerah dataran bergelombang dan daerah bukit dengan gunung/pegunungan.
6. Tulisan BARAKAT di atas pita berwarna putih adalah moto lambang yang mempunyai arti; Barakat = dalam arti kata benda berkah, Barakat = singkatan dari kepanjangan Rakat Mufakat = Barakat Mufakat, Barakat = Singkatan dari kepanjangan Barataan Rakyat Rakat dan Barakat = singkatan dari kepanjangan Berkat ALLAH, Rasul atas Karya, Akhlak dan Taqwa.
7. Tulisan BANJAR warna putih diatas warna biru tua merupakan ciri pusatnya suku Banjar yang pada dasarnya penduduk Kalimantan Selatan adalah Suku Banjar.
C.WARNA DAN UKURAN LAMBANG DAERAH
1. Warna terdiri dari 6 macam
a. Biru tua menunjukan iklim tropis.
b. Kuning Emas melambangkan kewibawaan dan kejayaan.
c. Biru Muda melambangkan ketentraman dan kedamaian.
d. Putih melambangkan dari pada kesucian, kearifan, dan kebijaksanaan.
e. Hijau Tua melambangkan kesuburan.
f. Coklat melambangkan hamparan bumi Kabupaten Banjar
2. Ciri Khas
a. Di puncaknya terdapat intan merupakan ibukota Kabupaten Banjar sebagai Kota Intan.
b. Pondasi dihiasi dengan relief sejarah perjuangan rakyat Kabupaten Banjar melawan penjajah, mempertahankan/membela negara RI yang diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945 sehingga masa pembangunan sekarang.
c. Pancasila merupakan dasar negara kesatuan RI sehingga Kabupaten Banjar tidak terpisahkan dengan wilayah Republik Indonesia.
12. BARITO KUALA (Marabahan)
Arti Logo Kabupaten Barito Kuala
I. BAGIAN LAMBANG
a. Lingkaran (bingkai) memakai dua strip/garis kecil segi lima.
b. Padi dan purun
c. Senjata pusaka Raja Tumpang dan telabang
d. Pita bertulis Selidah
II. WARNA DAN MAKNA LAMBANG
a. Lingkaran (bingkai) berwarna biru dan diantara dua strip berwarna kuning, segi lima dari bingkai atau lingkaran ini
mencerminkan dasar negara Pancasila dan asar Islam, lingkaran bersambung menjadi satu, melambangkan persatuan yang teguh dan kokoh dikalangan rakyat/ masyarakat.
b. Padi warna kuning dan purun warna hijau mencerminkan
sandaran hidup sebagian rakyat / masyarakat daerah ini adalah dari kedua jenis tanaman ini.
c. Senjata Pusaka Raja Tumpang berwarna putih perak, hulunya berwarna hitam keabu-abuan, telabang berwarna hitam pekat.
Adapun warna raja tumpang melambangkan kemurnian dan kesucian sedangkan warna hitam dari telabang lambang dari keteguhan, ketabahan dan kekuatan hati. Raja tumpang dan telabang sebagai senjata pusaka dianggap keramat yang setia setiap saat dan setiap waktu memberi ilham / mengilhami rakyat dengan jiwa dan semangat patriot atau rasa kebangsaannya.
d. Pita bertuliskan Selidah (pita berwarna merah dan jingga serta tulisan Selidah dengan warna biru),
melambangkan tali ikatan dalam hubungan kekeluargaan dan kata Selidah bermakna satu dalam perkataan, perbuatan, ruhui rahayu, seia sekata, terapung sama hanyut, terendam sama basah.
I. BAGIAN LAMBANG
a. Lingkaran (bingkai) memakai dua strip/garis kecil segi lima.
b. Padi dan purun
c. Senjata pusaka Raja Tumpang dan telabang
d. Pita bertulis Selidah
II. WARNA DAN MAKNA LAMBANG
a. Lingkaran (bingkai) berwarna biru dan diantara dua strip berwarna kuning, segi lima dari bingkai atau lingkaran ini
mencerminkan dasar negara Pancasila dan asar Islam, lingkaran bersambung menjadi satu, melambangkan persatuan yang teguh dan kokoh dikalangan rakyat/ masyarakat.
b. Padi warna kuning dan purun warna hijau mencerminkan
sandaran hidup sebagian rakyat / masyarakat daerah ini adalah dari kedua jenis tanaman ini.
c. Senjata Pusaka Raja Tumpang berwarna putih perak, hulunya berwarna hitam keabu-abuan, telabang berwarna hitam pekat.
Adapun warna raja tumpang melambangkan kemurnian dan kesucian sedangkan warna hitam dari telabang lambang dari keteguhan, ketabahan dan kekuatan hati. Raja tumpang dan telabang sebagai senjata pusaka dianggap keramat yang setia setiap saat dan setiap waktu memberi ilham / mengilhami rakyat dengan jiwa dan semangat patriot atau rasa kebangsaannya.
d. Pita bertuliskan Selidah (pita berwarna merah dan jingga serta tulisan Selidah dengan warna biru),
melambangkan tali ikatan dalam hubungan kekeluargaan dan kata Selidah bermakna satu dalam perkataan, perbuatan, ruhui rahayu, seia sekata, terapung sama hanyut, terendam sama basah.
13.TANAH LAUT (Pelaihari)
Arti Logo Kabupaten Tanah Laut
Lambang berbentuk perisai
mengandung pengertian kekuatan mempertahankan daerah ini dari serangan musuh yang ingin mengganggu ketentraman.
Warna coklat dan biru
pada bagian atas lambang dengan tulisan tanah laut melambangkan cakupan wilayah kabupaten tanah laut meliputi wilayah daratan dan lautan.
Warna hijau dan kuning pada tubuh lambang,
melambangkan kabupaten tanah laut memiliki kesuburan alam dan kekayaan bahan tambang.
Garis miring hitam yang membelah pinang pada pertengahan lambang menunjukan arah angin,
yaitu tenggara dan barat laut yang memiliki pengertian bahwa tanah laut mengalami dua musim yakni, musim kemarau dan musim hujan, disamping merupakan garis pertautan abadi antara hasil tambang dengan kesuburan alamnya.
Belanga yang berada ditengah lambang
adalah pedaringan atau tempat beras, yang melambangkan kekayaan alam tanah laut yang disimpan di dalam belanga untuk lebih dimanfaatkan bagi sebesar-besarnya, kemakmuran daerah.
Bintang bersudut lima berada diatas belanga
melambangkan pancasila, disamping juga melambangkan jumlah kecamatan pada awal pembentukan kabupaten tanah laut yang berjumlah lima kecamatan.
Setangkai padi dan seikat purun didalam lengkungan belanga
melambangkan kemakmuran dan persatuan daerah tanah laut, yang juga merupakan salah satu hasil daerah yang berbentuk anyaman.
Perahu layar dan laut
melambangkan bahwa tanah laut merupakan daerah nelayan yang kaya dengan hasil laut selain itu lambang ini juga memiliki pengertian ketabahan dalam menghadapi rintangan.
Lambang berbentuk perisai
mengandung pengertian kekuatan mempertahankan daerah ini dari serangan musuh yang ingin mengganggu ketentraman.
Warna coklat dan biru
pada bagian atas lambang dengan tulisan tanah laut melambangkan cakupan wilayah kabupaten tanah laut meliputi wilayah daratan dan lautan.
Warna hijau dan kuning pada tubuh lambang,
melambangkan kabupaten tanah laut memiliki kesuburan alam dan kekayaan bahan tambang.
Garis miring hitam yang membelah pinang pada pertengahan lambang menunjukan arah angin,
yaitu tenggara dan barat laut yang memiliki pengertian bahwa tanah laut mengalami dua musim yakni, musim kemarau dan musim hujan, disamping merupakan garis pertautan abadi antara hasil tambang dengan kesuburan alamnya.
Belanga yang berada ditengah lambang
adalah pedaringan atau tempat beras, yang melambangkan kekayaan alam tanah laut yang disimpan di dalam belanga untuk lebih dimanfaatkan bagi sebesar-besarnya, kemakmuran daerah.
Bintang bersudut lima berada diatas belanga
melambangkan pancasila, disamping juga melambangkan jumlah kecamatan pada awal pembentukan kabupaten tanah laut yang berjumlah lima kecamatan.
Setangkai padi dan seikat purun didalam lengkungan belanga
melambangkan kemakmuran dan persatuan daerah tanah laut, yang juga merupakan salah satu hasil daerah yang berbentuk anyaman.
Perahu layar dan laut
melambangkan bahwa tanah laut merupakan daerah nelayan yang kaya dengan hasil laut selain itu lambang ini juga memiliki pengertian ketabahan dalam menghadapi rintangan.
0 komentar:
Posting Komentar